BISMILAHIROMANNIROHIM

KLIK DISINI

loading...
 

Tuesday, 10 June 2025

PENGUMUMAN REMIDIAL dan UJIAN SUSULAN

Asalaualikum wr wb

Untuk yang sudah mengikuti ujian PAT tidak ada remidial, pengganti rimedial dari nilai tugas, keaktifan dan karakter selama proses pembelajaran di kelas.

Bagi yang belum mengikuti PAT hari rabu tgl 11 Juni 2025 melalui pijar.

Wasalamualikum wr wb

Read more...

Wednesday, 25 September 2024

SOAL LATIHAN SUMATIF AKHIR SEMESTER KELAS X DAN KELAS XI

0 comments

 

SILAHKAN ADA KLIK LINK BERIKUT INI UNTUK KELAS X KLIK DI SINI

SILAHKAN ADA KLIK LINK BERIKUT INI UNTUK KELAS XI KLIK DISINI


Read more...

Tuesday, 27 August 2024

SESI BEREHAN

0 comments

 

   Sesi Berehan adalah sesi terakhir dari satu paket modul, di mana Bapak/Ibu akan berbagi praktik baik/mendiseminasikan pengalaman dalam mengimplementasikan salah satu topik/sub modul/modul dan hasil pembelajarannya yang telah dilakukan di kelas masing-masing kepada guru-guru lainnya di sekolah maupun di luar sekolahnya. Praktik diseminasi/berbagi praktik baik ini dapat dilakukan di komunitas belajar sekolah masing-masing atau antar sekolah yang dilakukan secara daring/luring.



               Link Rtl klik disini




Read more...

Thursday, 22 August 2024

AKSI NYATA MODUL 1.4

0 comments

      Berikut ini merupakan aksi Nyata modul 1.4 :

Adapun modul aja modul 1.4 klik DISINI

Read more...

Tuesday, 13 August 2024

Pendekatan Inkuiri Apresiatif

1 comments

    Pendekatan Inkuiri Apresiatif (Appreciative Inquiry) adalah suatu metode yang digunakan untuk mendorong perubahan positif dalam organisasi atau komunitas dengan fokus pada kekuatan dan potensi yang ada, alih-alih hanya pada masalah atau kekurangan. Pendekatan ini berakar pada keyakinan bahwa dengan mengidentifikasi dan membangun pada hal-hal yang sudah baik, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih baik.

Berikut adalah beberapa prinsip dasar dari pendekatan Inkuiri Apresiatif:

  1. Fokus pada Kekuatan: Alih-alih mencari masalah, pendekatan ini menekankan pada apa yang sudah berfungsi dengan baik dalam suatu sistem. Ini membantu untuk mengidentifikasi kekuatan dan potensi yang ada.

  2. Pertanyaan Positif: Menggunakan pertanyaan yang membangkitkan rasa ingin tahu dan menggugah semangat, yang dapat membantu individu dan kelompok untuk mengeksplorasi pengalaman positif dan visi masa depan.

  3. Partisipasi: Melibatkan semua pemangku kepentingan dalam proses inkuiri. Ini menciptakan rasa kepemilikan dan komitmen terhadap perubahan yang diinginkan.

  4. Cerita dan Narasi: Menggunakan cerita dan pengalaman individu untuk menggali wawasan dan inspirasi. Cerita membantu membangun koneksi emosional dan memahami konteks yang lebih dalam.

  5. Visi Bersama: Mendorong kelompok untuk bersama-sama membayangkan masa depan yang diinginkan berdasarkan kekuatan dan potensi yang telah diidentifikasi.

  6. Tindakan Berbasis Kekuatan: Mengembangkan rencana tindakan yang berfokus pada memanfaatkan kekuatan yang ada untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 

Pendekatan Inkuiri Apresiatif sering digunakan dalam konteks pendidikan, pengembangan organisasi, dan komunitas untuk menciptakan perubahan yang berkelanjutan dan positif. Dengan mengadopsi pendekatan ini, individu dan kelompok dapat lebih efektif dalam mencapai tujuan dan meningkatkan kualitas hidup serta lingkungan mereka.

Inkuiri Apresiatif sebagai Pendekatan Manajemen Perubahan (BAGJA)

Di sekolah, pendekatan IA dapat dimulai dengan mengidentifikasi hal baik apa yang telah ada di sekolah, mencari cara bagaimana hal tersebut dapat dipertahankan, dan memunculkan strategi untuk mewujudkan perubahan ke arah lebih baik. Nantinya, kelemahan, kekurangan, dan ketiadaan menjadi tidak relevan lagi. Berpijak dari hal positif yang telah ada, sekolah kemudian menyelaraskan kekuatan tersebut dengan visi sekolah impian dan visi setiap warga sekolah.

Perubahan yang positif di sekolah tidak akan terjadi jika pertanyaan yang diajukan mengenai kondisi sekolah saat ini diawali dengan permasalahan yang terjadi atau mencari aktor sekolah yang melakukan kesalahan. Pertanyaan yang sering diajukan adalah, “Mengapa capaian hasil belajar siswa rendah?”, “Apa yang membuat rencana kegiatan sekolah tidak berjalan lancar?”, dan sebagainya. Motivasi untuk melakukan perubahan tentu akan berangsur menurun jika diskusi diarahkan pada permasalahan. mempelajari IA lebih dalam sebagai salah satu model manajemen perubahan di lingkungan pembelajaran, baik itu di kelas maupun sekolah. Kita akan mencoba menerapkannya melalui tahapan dalam IA yang di dalam bahasa Indonesia disebut dengan BAGJA (Buat Pertanyaan, Ambil Pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan Rencana, Atur Eksekusi). Silakan simak dan pelajari videonya terlebih dahulu.

Tahapan BAGJA

BAGJA adalah gubahan tahapan Inkuiri Apresiatif sebagai pendekatan manajemen perubahan yang pertama kali diperkenalkan oleh Cooperrider ke dalam langkah 4D Discover-Dream-Design-Deliver (Cooperrider & Whitney, 2005) yang kemudian dalam praktik-praktik selanjutnya tahapan

Discover dipecah menjadi Define dan Discover (Cooperrider et.al, 2008). Inilah kemudian yang menjadi langkah-langkah yang perlu Bapak/Ibu ikuti dalam menerapkan perubahan sesuai dengan visi yang Bapak/Ibu telah impikan berdasarkan tahapan BAGJA.

Tahap pertama, Buat Pertanyaan Utama (Define). Di tahap ini, Bapak/Ibu merumuskan pertanyaan sebagai penentu arah penelusuran terkait perubahan yang diinginkan atau diimpikan.

Tahap kedua, Ambil Pelajaran (Discover). Pada tahapan ini, Bapak/Ibu mengumpulkan berbagai pengalaman positif yang telah dicapai di kelas maupun sekolah serta pelajaran apa yang dapat diambil dari hal-hal positif tersebut.

Tahap ketiga, Gali Mimpi (Dream). Pada tahapan ini, Bapak/Ibu dapat menyusun narasi tentang kondisi ideal apa yang diimpikan dan diharapkan terjadi di lingkungan pembelajaran. Disinilah visi benar-benar dirumuskan dengan jelas.

Tahap ketiga, Jabarkan Rencana (Design). Di tahapan ini, Bapak/Ibu dapat merumuskan rencana tindakan tentang hal-hal penting apa yang perlu dilakukan untuk mewujudkan visi.

Tahapan terakhir, Atur Eksekusi (Deliver). Di bagian ini, Bapak/Ibu memutuskan langkah-langkah yang akan diambil, siapa yang akan Bapak/Ibu ajak dan pasti mau untuk terlibat, bagaimana strateginya, dan aksi lainnya demi mewujudkan visi perlahan-lahan. Tabel berikut ini berupaya memperlihatkan rangkuman (ciri) tiap tahapan B-A-G-J-A.

Proses Inkuiri dalam BAGJA

Mungkin banyak yang akan berpendapat bahwa BAGJA hanyalah satu dari sekian banyak manajemen perubahan yang ada di luar sana. Hal itu benar adanya. Dalam Program Guru Penggerak ini, BAGJA dipilih karena dapat berfungsi sebagai wahana yang menguatkan hubungan antar manusia di sekolah. Pertanyaan-pertanyaan yang dibuat dalam tahap demi tahap memungkinkan Guru Penggerak sebagai pemrakarsa (pemimpin dan pengelola) perubahan untuk menguatkan hubungan antar manusia dan gotong-royong.

Kekuatan BAGJA ada pada proses penggalian jawaban pertanyaan yang didasari oleh rasa ingin tahu, kebaikan, dan kebersamaan. BAGJA mewujud menjadi pengalaman kolaboratif yang apresiatif dan bermakna bagi peningkatan kualitas belajar murid di sekolah. Pertanyaan itu akan membawa komunitas sekolah untuk berefleksi, menggali lebih dalam hal-hal yang bermakna, untuk kemudian diinternalisasi dan dijadikan sebagai bahan perbaikan-peningkatan dalam menjalankan perubahan demi perubahan.

Berikut ini gambaran pendekatan BAGJA:






Hasil video pendekatan bagja kik di SINI



Read more...

RELEVANSI KIHAJAR DEWANTARA DENGAN PENDIDIKAN DI JAWA BARAT

0 comments

Pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD) memiliki relevansi yang kuat dengan konteks pendidikan Indonesia saat ini, termasuk di Jawa Barat dan di sekolah-sekolah secara khusus. Berikut adalah beberapa poin relevansi tersebut:

  1. Pendidikan untuk Semua: KHD menekankan pentingnya pendidikan yang dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat. Dalam konteks pendidikan Indonesia saat ini, terutama di daerah terpencil, masih ada tantangan dalam hal akses dan kualitas pendidikan. Pemikiran KHD mendorong upaya untuk mengatasi kesenjangan ini, sehingga setiap anak, tanpa memandang latar belakang, dapat memperoleh pendidikan yang layak.
  2. Pendidikan Karakter: KHD percaya bahwa pendidikan tidak hanya tentang transfer ilmu, tetapi juga tentang pembentukan karakter. Ini sejalan dengan reformasi kurikulum di Indonesia yang menekankan pendidikan karakter dan keterampilan abad 21. Di Jawa Barat, sekolah-sekolah dapat mengadopsi pendekatan ini untuk membentuk siswa yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki nilai-nilai moral yang kuat.
  3. Kemandirian dan Kreativitas: KHD mengedepankan pentingnya kemandirian dan kreativitas dalam pendidikan. Dalam konteks pendidikan vokasi yang semakin diperhatikan di Jawa Barat, pemikiran KHD dapat menjadi landasan untuk mengembangkan kurikulum yang mendorong siswa untuk berpikir kritis dan kreatif, serta siap menghadapi tantangan di dunia kerja.
  4. Pendidikan Inklusif: KHD juga mengedepankan pentingnya pendidikan yang inklusif. Dalam konteks pendidikan di Indonesia, ada upaya untuk meningkatkan pendidikan bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus. Pemikiran KHD dapat menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah untuk menciptakan lingkungan belajar yang ramah dan mendukung bagi semua siswa.
  5. Peran Masyarakat: KHD menekankan pentingnya peran masyarakat dalam pendidikan. Di Jawa Barat, peningkatan partisipasi masyarakat dalam pendidikan dapat didorong dengan mengadopsi prinsip-prinsip KHD, yang mengajak orang tua dan komunitas untuk terlibat aktif dalam proses pendidikan anak-anak.
  6. Penggunaan Teknologi: Meskipun KHD hidup di era yang berbeda, prinsipnya tentang adaptasi terhadap perubahan dan penggunaan metode yang sesuai dengan kebutuhan siswa tetap relevan. Dalam konteks saat ini, penggunaan teknologi dalam pendidikan, yang semakin meningkat pasca-pandemi, dapat diintegrasikan dengan pendekatan KHD untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih menarik dan efektif.

Apa saja yang Bapak/Ibu lihat pada diri sendiri sebagai seorang pendidik setelah mempelajari materi ini?

sebagai pendidik setelah mempelajari materi ini saya dapat memberikan pengelaman dan pengetahuan terhadap saya pribadi bagaimana seorang pendidik dalam memerikan pembelajaran di kelas tidak hanya materi saja tapi pendidikan oah rasa dan karakter siswa harus dilakukan supaya akal dan budi pekerti bisa berjalan dengan seimbang.

Apa saja perubahan yang Bapak/Ibu lihat pada murid-murid Bapak/Ibu setelah mempelajari materi ini?

perubahan yang terjadi setelah materi ini di laksanakan di kelas adalah meimiliki dampak yang baik terhadap karakter siswa dan budi pekerti siswa. ini terlihat dari karakter siswa bisa bicara dengan guru menjadi sopan satun yang baik dan suasana kelas menjadi menyenangkan. 

disamping dengan lingkungan yang mendukung menjadikan materi bisa di ajarkan dengan baik dan terserap oleh siswa di kelas.

 


Read more...

Friday, 9 August 2024

KEGIATAN PEMBELAJARAN BERBASIS KASIH SAYANG

0 comments

KEGIATAN PEMBELAJAR INI 

salah satu contoh perpaduan antara modul ajar dengan pendidikan kasih sayang berikut ini momen kegiatan pembelajaran berbasis kasih sayang:






Adapun link modul berbasis kasih sayang: KLIK DISINI

Read more...